Akumulasi ujian

Salah satu dampak negatif dari musim panas adalah kami jadi boros detergent, mubazir.

“apa korelasinya?”

Ini akibat kuantitas cucian yang lebih banyak dari biasanya, sebagai dampak langsung dari produksi keringat berlebih.

Seperti malam tadi, peluh perlahan mengalir dari pori-pori kulit, merembes membasahi kaos dalam. Basah, lengket, dan agak tercium bau yang begitulah, tidak nyaman. Melirik layar hp, jam menunjukan pukul 12.00 dengan suhu kota kairo berada di angka 33*. Olala, asyan kedah. 

Padahal biasanya suhu tengah malam sudah perlahan menurun secara konstan, setidaknya berada di kisaran angka 25-28an. Jadi 33 adalah angka yang sesuatu banget. Harap bersabar, ini ujian.

Hidup memang penuh dengan ujian, atau malah hidup seluruhnya ujian, karena hidup sendiri adalah ujian. Cobalah sesekali bermuhasabah diri, bukankah kita ini berupa kumpulan ujian yang terserak. Tidak sepakat? Oke, anggap saja ‘kita’ adalah setiap orang minus anda.

Kita semacam akumulasi dari berbagai ujian yang beragam. Bahagia, sedih, pilu, hawatir, takut, adalah beragam ekspresi dari segala ujian yang tengah kita hadapi. Bersyukur atau kufur?, bersabar atau berkeluh kesah? Apapun yang dipilih pasti memiliki konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan.

Kemarin dalam sebuah perjalanan sopir taksi sedikit curhat, ammu mahmud namanya. Sebut saja begitu. Dia geram dengan kondisi mesir saat ini, curhat tentang kehidupan yang sulit, lapangan pekerjaan yang sulit, harga kebutuhan hidup yang terus naik, harga bensin yang naik, juga harga mahar yang tak kunjung turun.

Sebetulnya mah mahar dia gak bilang sih, tapi dia ngaku jomblo, jadi saya paham keluh kesahnya tentang hidup yang sulit inklusif di dalamnya kegetiran dia sebagai seorang jomblo. Ini namanya dalalah iltizamiyyah. Ngawur ya?, abaikan!

Klimaksnya kemudian keluar sumpah serapah, umpatan-umpatan khas mesir kepada pemerintah (presiden). “Yakhrebbeit sisi, kharraba misr kollo.” 

Ya, mesir sedang diuji dengan krisis moneter, ujian yang menimpa seluruh penduduknya, ujian yang berimbas melahirkan ujian-ujian lainnya. Beragam orang menghadapi ujian ini, begitulah realita kehidupan; ada yang meningkatkan usaha, bersabar, dan menerima hasil apa adanya. Ada yang ingin instan, mengambil resiko menghalalkan berbagai cara; copet, rampok, begal. Setidaknya ada lebih dari tiga kasus kriminalitas menimpa kawan-kawan mahasiswa pasca hari raya. Inilah ujian di perantauan.

Beberapa minggu sebelumnya terjadi penangkapan 4 orang mahasiswa oleh pihak keamanan mesir yang menjabat, Saya tidak mau mengatakan mereka pihak keamanan yang berwenang, karena menangkap tanpa alasan yang jelas, tanpa proses hukum dan pengadilan di luar kewenangan mereka.

Sampai saat ini, tak jelas kelangsungan urusan ke-4 kawan kami. Semuanya terasa buram, seburam urusan administrasi mesir di setiap lini. Kabar terakhir, dalam proses pengurusan berkas di kantor deportasi. Ya, keputusannya adalah deportasi. Kapan? Jika berkasnya telah selesai diurus. Kapan? Hanya Allah yang pengetahuannya tak terbatas yang tahu. Sisanya, buram.

Begitulah sisi lain kehidupan di perantauan. Well, harap bersabar ini ujian. Ujian bagi ke-4 mahasiswa yang bersangkutan, ujian bagi pihak keluarga yang pasti merasa kalut dan hawatir, ujian untuk KBRI berurusan dengan pihak keamanan mesir, memutus dan mengurai segala permasalahan yang ada.

Tahun ajaran baru semakin dekat, tahun ini diwarnai dengan kisruh tentang asrama 50 dolar, begitu mereka menyebutnya. Alasannya, penghuni asrama ini yang notabene adalah calon mahasiswa baru diwajibkan membayar iuran dana sebesar 50$/bln dan harus dibayar setahun penuh dimuka.

Kebijakan ini menuai polemik berkepanjangan, whatsapp, facebook, twitter mahasiswa ramai membicarakan masalah ini. Pertemuan-pertemuan digelar berkali-kali, melibatkan seluruh elemen aktivis organisasi, KBRI, dan senior-senior mahasiswa.

Teruntuk adik-adik calon mahasiswa baru, ini awal ujian yang harus kalian hadapi, sabar ya. Akan ada kejutan ujian-ujian lain yang akan kalian temui di mesir ini. Seperti ujian gagal mendapatkan musa’adah karena sumber informasi yang tidak tsiqah. Hoax! Harap bersabar, ini ujian.

Besok lusa ujian campus dimulai, ada 8 mata kuliah yang diujikan. Ujian di saat yang lain tengah mengisi waktu liburan adalah ujian, ujian di puncak musim panas adalah ujian, ujian di saat krisis mesir semakin menggila adalah ujian, ujian di saat suasana hati tak karuan adalah ujian. Ujian kami adalah ujian diatas ujian.


Foto: dokumentasi pribadi.

Setiap orang memiliki ujiannya masing-masing, sesuai dengan kemampuan diri, kadar keimanan dan ketakwaan. Jadi, serumit apapun seharusnya kita kapabel untuk menyelesaikan segala ujian yang kita punya. Mampu untuk mengurai dan mengakhirinya dengan kesan positif.

Pada akhirnya ujian adalah instrumen untuk kita meningkatkan level, menempa diri, dan meningkatkan kwalitas. Hidup dan mati adalah ujian, untuk mengetahui siapa yang terbaik diantara kita (Al-Mulk:2). Itu yang Tuhan ajarkan. Mari berkompetisi!

28 Replies to “Akumulasi ujian”

  1. Gmn juga ya..klo gak ada ujian kan gak bs naik tingkat juga. Ya mau gak mau mesti dilalui.

    Oya, Anda kenal sama mas Muhammad Nuchid ya, ktanya dia juga mahsiswa di Kairo, Mesir.

    Salam kenal mas. Saya desfortin

    Disukai oleh 1 orang

  2. Yakhrebbit sisi, kharraba misr kollo, itu artinya apa ya kak Naufal? Kayaknya kalau aku mengumpat pakai kata-kata itu di sini bakalan terasa elegan 😂
    Btw, semangat ujiannya kak! Habis ujian kan libur kan ya? Huehehe
    Semoga Mesir cepat dingin kembali

    Disukai oleh 1 orang

Tinggalkan komentar